Mandalapos.co.id,Batam – Wali Kota Batam sekaligus Ex Officio Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, duduk bersama Wakil Wali Kota sekaligus Ex Officio Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra, berbincang santai dengan awak media.
Namun pertemuan itu bukan sekadar “coffee morning”. Di balik obrolan ringan, tersirat mimpi besar tentang arah pembangunan Batam ke depan — kota yang tak hanya tumbuh besar, tapi juga indah, tertata, dan manusiawi.
“Batam sudah tumbuh besar, tapi sekarang saatnya Batam juga tumbuh indah dan tertata,” ujar Amsakar membuka pembicaraan.
Amsakar menjelaskan Rencana Strategis (Renstra) BP Batam, panduan utama pembangunan kota ke depan. Dalam dokumen itu, terdapat lima Wilayah Penataan dan Pengembangan (WPP) yang akan menjadi fokus transformasi Batam:
Epicentrum Teluk Tering – pusat dinamika kota baru dan ruang publik modern.
New Nagoya – wajah baru kawasan perdagangan yang tertib dan berkelas dunia.
Pengembangan Dam Baloi – harmoni antara infrastruktur dan kelestarian alam.
Koridor Bandara Hang Nadim–Nongsa – gerbang futuristik Batam.
Poros Barat Batuampar–Sekupang – simpul logistik dan kawasan ekonomi baru.
“Yang paling mudah diwujudkan dari lima WPP ini adalah New Nagoya,” kata Amsakar. “Kawasan ini sudah punya denyut kehidupan yang kuat, tinggal kita tata agar lebih indah dan tertib.”
Menurut Amsakar, pembangunan Batam bukan hanya urusan fisik dan beton, tetapi juga tentang rasa dan nilai kemanusiaan.
“Kalau kota dibangun tanpa jiwa, hasilnya kaku. Tapi kalau kita menata kota dengan cinta, setiap sudutnya akan hidup dan memberi kebanggaan,” ujarnya.
Ia menegaskan seluruh master plan dan DED (Detail Engineering Design) tengah dirampungkan secara matang agar setiap program berjalan tepat sasaran.
Renstra dan Renja BP Batam disebut menjadi dasar agar kemajuan tidak hanya terpusat di satu wilayah, tapi mengalir dari Teluk Tering hingga Sekupang.
“Kami ingin Batam tidak hanya dikenal sebagai kota industri, tapi juga kota yang hidup, manusiawi, dan membanggakan,” tutur Amsakar.
Pertemuan di Kopi Boemi itu menutup pagi dengan semangat baru. Amsakar dan Li Claudia membawa satu keyakinan: Batam sedang menuju babak baru — kota yang modern tapi berkarakter, maju tapi tetap berakar, dan indah tanpa kehilangan arah.
“Kami tak sedang membangun kota untuk hari ini,” tutup Amsakar. “Kami sedang menyiapkan rumah besar bagi masa depan.”.(Dan)