Oleh: Andryan Rahmana Riswandi
Mandalapos.co.id – Setiap tanggal 2 Mei, bangsa ini memperingati Hari Pendidikan Nasional. Sebuah momen refleksi, bukan hanya seremonial. Di tengah gegap gempita perayaan, izinkan saya mengajak kita semua untuk menunduk sejenak dan menatap lebih dekat wajah pendidikan di Indonesia terutama di Kabupaten Karimun.
Sebagai mahasiswa yang lahir dan besar di daerah ini, saya merasakan langsung denyut pendidikan Karimun, semangat para guru yang luar biasa, kecintaan belajar dari siswa-siswa baik di pusat kota maupun di pulau-pulau, namun juga deretan tantangan yang belum tuntas diselesaikan. Hari Pendidikan Nasional seharusnya menjadi alarm kesadaran bagi kita semua bahwa pemerataan akses pendidikan di Indonesia terutama di Karimun belum merata.
Masih banyak anak-anak di pulau-pulau kecil yang harus menempuh perjalanan jauh, bahkan menyebrangi laut, hanya untuk sampai ke sekolah. Fasilitas pendidikan di beberapa wilayah terluar juga jauh dari kata layak. Gedung sekolah rusak, minim laboratorium, belum ada akses digital padahal kita sedang bicara tentang generasi yang akan hidup di masa teknologi.
Insentif guru sekolah, TPQ dan DTA juga masih menjadi persoalan. Tidak semua guru mendapatkan perhatian yang layak. Di pulau-pulau kecil, para pendidik yang seharusnya menjadi pahlawan justru harus berjibaku dengan keterbatasan. Padahal merekalah ujung tombak perubahan.
Belum lagi soal beasiswa. Banyak pelajar di Indonesia, di Kepri terutama di Karimun yang cerdas namun harus putus kuliah karena biaya. Pemerintah daerah sudah punya rencana program beasiswa, namun ke depan harus terus konsisten terhadap pengadaan beasiswanya kemudian diperluas, di tambah nominalnya, ditambah kuotanya, dan dipermudah aksesnya terutama untuk anak-anak dari keluarga yang kurang mampu dan anak-anak berprestasi baik di akademik maupun non akademik dan tepat sasaran.
Hari Pendidikan Nasional ini harus menjadi momen bagi Pemerintah Pusat terutama Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Pendidikan, dan seluruh pemangku kebijakan untuk mendengar lebih dalam suara dari pelosok. Jangan sampai anak-anak di Karimun, Kundur, Moro, Buru, Durai, dan pulau-pulau lainnya merasa ditinggalkan dalam pembangunan pendidikan.
Saya mengajak Mari kita ubah narasi pendidikan terutama di Karimun. Dari sekadar program tahunan menjadi gerakan kolektif. Dari laporan administrasi menjadi dampak nyata. Karena pendidikan bukan hanya tentang gedung dan kurikulum, tetapi tentang membuka masa depan.
Saya percaya, Kabupaten Karimun bisa menjadi contoh kemajuan pendidikan meskipun berada di daerah kepulauan, asal ada komitmen, keberpihakan, dan keberanian untuk benar-benar turun tangan.
Saya juga mengajak para orang tua untuk terus mendampingi dan menyemangati anak-anaknya belajar, sekalipun dengan segala keterbatasan. Sebab pendidikan tidak hanya urusan pemerintah, tapi urusan kita bersama sebagai bangsa.
Karena masa depan Indonesia terutama Karimun ada di pundak generasi mudanya. Dan masa depan mereka ditentukan oleh kualitas pendidikan hari ini.
Keadilan pendidikan adalah hak, bukan hadiah. Sudah saatnya kita wujudkan Indonesia yang benar-benar belajar dari ujung gunung hingga batas laut.
Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari kita jaga api semangat Ki Hadjar Dewantara, bukan hanya dalam pidato, tetapi dalam kebijakan nyata untuk generasi yang lebih baik.
Tentang Penulis :
Andryan Rahmana Riswandi merupakan Mahasiswa dan Pemerhati Isu Pendidikan dari Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Dengan latar belakangnya yang tumbuh dan berkembang di daerah kepulauan, Andryan memiliki pandangan mendalam mengenai tantangan pendidikan yang dihadapi masyarakat, terutama di wilayah perbatasan seperti Kabupaten Karimun. Melalui pandangannya, ia memperjuangkan pemerataan akses pendidikan, peningkatan fasilitas, perhatian terhadap guru-guru, serta dukungan terhadap pelajar berprestasi, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Sebagai seorang yang aktif mengamati dan menulis mengenai kondisi pendidikan, Andryan mengajak semua pihak untuk lebih memperhatikan kondisi pendidikan di daerah-daerah terutama daerah terpencil. Ia berharap agar Hari Pendidikan Nasional dapat menjadi momen refleksi untuk mewujudkan perubahan nyata dalam sektor pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Karimun.