Abah Daeng: Demi Membangun Natuna Semua Melebur, Tak Ada Lagi Istilah Orang Luar atau Pribumi

0
120
mantan Bupati Natuna periode 2006-2009, Daeng Rusnadi

Mandalapos.co.id, Natuna –  Meski Pemilihan calon pasangan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 baru akan dilaksanakan sekitar 3 bulan kedepan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun para bakal calon pasangan Kepala Daerah, baik pasangan calon Gubernur, Bupati dan Walikota, mulai menebar pesona.

Selain dari para pasangan calon itu sendiri, sejumlah tokoh ternyata juga mulai menyuarakan calon jagoan mereka masing-masing, kehadapan publik.

Misalnya di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), beberapa tokoh berpengaruh, juga sudah mulai ‘berbisik-bisik’ terkait calon figur yang akan di dukungnya di Pilkada Natuna 2024. Salah satunya datang dari seorang Daeng Rusnadi, yang merupakan mantan Bupati Natuna periode 2006-2009 itu, juga telah membeberkan arah pilihannya terhadap calon pasangan Bupati Natuna periode 2024-2029.

“Jaman berubah, musim berganti, tidak ada yang kekal abadi. Ada jaman (masa), ada orangnya. Ada orang, ada jamannya,” ucap Daeng Rusnadi, mengawali perbincangan dengan sejumlah awak media yang bersilaturahmi di kediamannya di Kelurahan Ranai Darat, Kecamatan Bunguran Timur, Jum’at (16/08/2024) siang.

Ditanya soal arah dukungan politiknya terhadap bakal pasangan calon Bupati Natuna tahun ini, senior Partai Golkar itu menyampaikan, jika semua calon pemimpin Natuna memiliki keistimewaan (kelebihan) tersendiri. Baik itu dari kubu petahana, maupun dari kubu pendatang baru.

Abah Daeng (sapaan akrabnya) merunut para Bupati yang pernah memimpin Natuna di periode nya masing-masing. Mulai dari Bupati Natuna pertama, Andi Rifai Siregar, kemudian Abdul Hamid Rizal, Daeng Rusnadi, Raja Amirullah, Ilyas Sabli, Abdul Hamid Rizal hingga Bupati saat ini, Wan Siswandi.

“Bupati pertama orang luar, kedua juga orang luar, ketiga saya sendiri asli sini (Natuna, red). Setelah itu orang Tarempa (Anambas, red), lalu orang Serasan, juga orang Natuna. Kemudian orang luar lagi, dan sekarang asli orang Ranai. InsyaAllah (Bupati) yang ke delapan ini, orang luar sama putra daerah,” sebut Daeng Rusnadi, memberi kisi-kisi.

Namun, kata Daeng Rusnadi, tidak boleh lagi ada istilah orang luar atau orang pribumi. Karena semuanya sudah melebur jadi satu, se bangsa dan se tanah air, yang terbingkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sekarang tidak jamannya lagi membeda-bedakan orang pribumi dan non pribumi. Karena semua sudah melebur menjadi satu, yaitu putra daerah Natuna,” tegas Daeng Rusnadi.

Yang pasti, sambung Daeng Rusnadi, siapa pun calon pemimpinnya, harus bisa mewujudkan mimpi besar seluruh rakyat Natuna, yaitu menjadikan Natuna Gerbang Utaraku.

“Tau tidak Gerbang Utaraku itu apa ?. Itu singkatan dari Gerakan Membangun untuk Kesejahteraan hingga ke Anak Cucu,” papar Daeng Rusnadi.

Suami mantan Wakil Bupati (Wabup) Natuna periode 2016-2021 itu menyebutkan, jika Natuna membutuhkan sosok pemimpin yang dapat mewujudkan mimpi besar masyarakat Natuna. Mimpi besar sendiri, membutuhkan kerja besar. Sedangkan kerja besar, harus didukung oleh S2I3 yang memadai.

“Modalnya itu S2I3. Apa itu ?. S pertama itu Sumber Daya Manusia, kemudian Sumber Daya Alam, Institusi, Infrastruktur dan Investor. Artinya calon pemimpin Natuna harus bisa memenuhi itu semua,” kata Daeng Rusnadi.

Selain itu, calon pemimpin daerah berjuluk Mutiara Diujung Utara Indonesia itu, juga harus memiliki Managemen, Program dan Modal.

“Managemennya bagus, Programnya ada, tapi tak punya Modal, ya tidak jalan. Ataupun punya Program, punya Modal, tapi Managemennya tak jalan, ya tidak bisa juga. Intinya semunya harus terpenuhi, ketiganya harus sinkron,” tuturnya.

Untuk mewujudkan itu semua, kata Daeng Rusnadi, diperlukan calon pemimpin yang memiliki konektivitas dan kedekatan dengan Pemerintah Pusat, agar dapat melobi anggaran dan program dari Pemerintah Pusat, untuk keperluan membangun daerah, serta demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Natuna.

“Saya melihat Ibu Cen Sui Lan (bakal calon Bupati Natuna, red) punya akses di pusat. Dia anggota DPR RI, dia tau seluk beluk sumber duit di pusat. Dan biasanya kalau bicara duit, perempuan jagonya. Saya berharap dana pusat bisa masuk ke Natuna sebanyak-banyaknya,” beber Daeng Rusnadi.

Daeng Rusnadi berharap kepada calon Bupati dan Wakil Bupati Natuna terpilih nantinya, agar dapat menghidupkan perekonomian masyarakat hingga ketingkat bawah, dengan memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam atau komoditas yang ada.

“Saya ingin Bupati kita nanti, dapat memberdayakan Perusda (Perusahaan Daerah), untuk menyangga hasil alam Natuna. Misalnya hasil kebun masyarakat seperti kelapa, karet, cengkeh, dan hasil laut, itu bisa laku, tidak harus menunggu ekonomi musiman. Agar ekonomi jalan, masyarakat bisa kerja, bisa makan, dan ada tempat mereka untuk mengadu,” harap Daeng Rusnadi.

Terakhir ia berpesan, agar setiap pasangan calon Kepala Daerah, dapat berkompetisi secara bersih dan sehat. Dengan cara beradu program, adu pemikiran, adu gagasan, dan tidak malah adu jotos.

“Majulah secara gentle, dan jangan memecah belah masyarakat. Jangan jelek-jelekkan si A si B. Harus Nada Sera, Natuna Damai dan Sejahtera,” pesan Abah Daeng Rusnadi.

Sekilas tentang Cen Sui Lan alias Siti Aisyah yang disebutkan Daeng Rusnadi, merupakan salah satu tokoh pengusaha muslimah ternama di Kota Batam, Kepri. Ia merupakan istri dari H. Raja Mustakim, yang merupakan Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Provinsi Kepri.

Cen Sui Lan disebut-sebut sebagai bakal calon Bupati Natuna periode 2024-2029 berpasangan dengan Jarmin Sidik (Wakil Ketua II DPRD Natuna), penantang calon Bupati petahana, Wan Siswandi – Rodhial Huda di Pilkada Natuna 2024. *

*ALFIAN

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini