Buton Tengah, Mandalapos.co.id – Pemerintah Daerah Buton Tengah (Pemda Buteng) di bawah kepemimpinan Bupati Dr. Azhari dan Wakil Bupati Muh. Adam Basan telah merealisasikan program “Beasiswa” sebagai wujud komitmen Visi-Misi program kerja mewujudkan Buton Tengah sebagai Kota Santri dan Kota Pendidikan.
Program ini disambut baik, namun menuai kritik tajam oleh Satuan Mahasiswa Pemuda Rasional Agamis dan Sosialis (SAMURAIS) terkait sasaran penerima manfaat yang dianggap tidak mengedepankan aspek keadilan bagi seluruh mahasiswa yang berasal dari Buton Tengah.
Ketua SAMURAIS, Gery Prasetyo, menyampaikan bahwa tahun 2025 ini Pemerintah Kabupaten Buton Tengah melalui Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Sekretariat Daerah telah mengalokasikan dana beasiswa sebesar Rp 679 juta.
Namun pada pelaksanaannya, lanjut Gery Prasetyo menyoroti adanya pembatasan geografis dalam penyaluran beasiswa kali ini. Sebagaimana diketahui, penyaluran beasiswa dimasa kepemimpinan Bupati Azhari dan Wakil Bupati Adam Basan hanya dapat dirasakan oleh mahasiswa yang menempuh studi di Perguruan Tinggi yang ada di Buton Tengah yakni mahasiswa baru berkuliah Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka Kampus B Buton Tengah.
“Program Bapak Azhari dan Adam Basan tentang beasiswa ini kami sangat mendukung. Namun dalam realisasi program tersebut ada hal yang kami sangat sayangkan karena penerima manfaat hanya di khususkan di salah satu kampus yang ada di Buton Tengah, sedangkan mahasiswa berasal dari Buton Tengah yang berkuliah di luar daerah tidak mendapatkan kesempatan yang sama dari program tersebut,” ucap Gery melalui rilisnya yang diterima awak media, Rabu (5/11/2025).
Lanjut Gery membandingkan dengan kebijakan beasiswa pada era kepemimpinan sebelumnya yakni di era kepemimpinan Bupati Buton Tengah Samahudin dan Wakil Bupati La Ntau, juga menjalankan program Beasiswa yang diberi nama SAMATAU CERDAS. Dalam realisasi program tersebut, kata Gery, penerimaan manfaat beasiswa tidak dibatasi oleh kota atau tempat menempuh studi karena seluruh mahasiswa yang berasal dari Buton Tengah mendapatkan kesempatan yang sama.
“Pembatasan penerima manfaat beasiswa saat ini merupakan sebuah kemunduran. Sebab, putra daerah Buton Tengah pada dasarnya tidak hanya menempuh studi di Perguruan Tinggi yang ada di Buton Tengah melainkan tersebar di hampir seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia, terlebih yang saat ini terdapat juga mahasiswa menempuh studi di jenjang Strata Dua atau pascasarjana yang membutuhkan program beasiswa tersebut,” ungkapnya.
Ketua Umum SAMURAIS ini juga menambahkan perspektif visioner meminta pemerintah Buton Tengah untuk mempertimbangkan kembali penyaluran program beasiswa.
“Mahasiswa program S1 dan S2 sementara melanjutkan studi dari berbagai Perguruan Tinggi yang berkuliah di luar daerah adalah generasi penerus Buton Tengah yang tidak menutup kemungkinan akan mengabdi ke masyarakat dan daerah. Dan bahkan mahasiswa S2 akan menjadi pengajar di kampus yang hari ini berdiri di Buton Tengah atau sebagai ahli di bidang studinya masing-masing,” ungkapnya.
Gery Puji Prasetyo berharap kritik ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Daerah Buton Tengah. Ia mendesak agar realisasi program daerah mesti mengedepankan aspek keadilan atau pemerataan dan juga diiringi dengan pertimbangan yang jauh lebih visioner demi kemajuan SDM Buton Tengah secara menyeluruh.
Sebagai informasi, Pemerintah Kabupaten Buton Tengah melalui Kabag Kesra telah mengalokasikan anggaran beasiswa sebesar Rp 679 juta tahun 2025. Beasiswa dengan sebutan Beasiswa Kerja Sama di peruntukan khusus bagi mahasiswa baru yang kuliah di kampus B USN Kolaka di Buton Tengah sebanyak 203 mahasiswa baru.
Beasiswa Kerja Sama tahun 2025 khusus mahasiswa yang kuliah di Kampus USN Kolaka khusus di Kampus B USN yang ada di Buton Tengah, setelah dilakukannya kesepakatan kerja sama antara pemerintah Buton Tengah dan pihak kampus, yang ditandatangani oleh Bupati Buton Tengah dan Rektor USN Kolaka.
Laporan : Ahmad Subarjo




















