Hasil Uji Lab: Makanan MBG di Bogor Terkontaminasi E. Coli dan Salmonella, Pemkot Tetapkan KLB

0
6
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim

Mandalapos.co.id, Bogor – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyatakan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Kota Bogor menunjukkan adanya kontaminasi bakteri Escherichia coli dan Salmonella pada makanan yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kontaminasi tersebut diduga menjadi penyebab utama keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di 12 sekolah.

“Bakteri E. coli dan Salmonella ini didapat dari dua jenis makanan yang disajikan kepada siswa, mengakibatkan lebih dari 200 siswa terdampak,” ungkap Dedie dalam konferensi pers di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Senin (12/5/2025) dilansir dari Web Pemko Bogor.

Menurut Dedie, sampel makanan yang diperiksa meliputi nasi, telur mata sapi, tahu, serta tumis tauge. Pemeriksaan laboratorium dilakukan selama empat hari oleh tim dari Labkesda Kota Bogor. Adapun hasil uji lanjutan terhadap air dan pemeriksaan langsung kepada tubuh siswa masih dalam proses.

Perketat SOP dan Pengawasan Distribusi MBG
Menanggapi kejadian ini, Pemerintah Kota Bogor menegaskan bahwa kejadian serupa tidak boleh terulang. Dedie menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional prosedur (SOP) dan sistem pengawasan distribusi makanan dalam program MBG.

“Kita juga meminta SOP-nya diperketat lagi, dan juga pengawasan. Jangan dianggap sepele, karena ini betul-betul sesuatu yang sangat serius,” tegasnya.

Pemkot Tetapkan Status KLB
Sebagai langkah tanggap darurat, Pemerintah Kota Bogor secara resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini dilakukan agar proses penanganan medis terhadap para siswa bisa berjalan cepat dan biayanya dapat ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor.

“Intinya ini jadi tanggung jawab kita bersama. Ke depan harus kita perbaiki dan jangan sampai terjadi lagi,” ujar Dedie.

Kondisi Siswa Mulai Membaik
Dedie juga mengonfirmasi bahwa jumlah siswa yang masih menjalani perawatan terus menurun. “Kondisinya terus membaik. Sebagian besar sudah diperbolehkan pulang,” tambahnya.

Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) selaku inisiator program MBG menyatakan akan bertanggung jawab penuh atas insiden ini dan tengah mengevaluasi penyedia makanan serta SOP distribusi. BGN juga telah memberikan teguran keras kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai pelaksana teknis program.

Insiden ini menjadi sorotan nasional dan memicu diskusi luas mengenai keamanan pangan dalam program makan gratis berskala besar. *TIM

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini