Mandalapos.co.id, Natuna – ibarat gadis yang ditakdirkan memiliki paras cantik menawan, Pemerintah Kabupaten Natuna tak perlu repot-repot memoles alam Natuna untuk diminati wisatawan. Saat ini, Natuna Hanya perlu diketahui dunia luar dan mudah digapai oleh para wisatawan,
Sebenarnya, berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Natuna dalam mempromosikan sektor pariwisatanya. Mulai dari menggelar event-event wisata skala local dan internasional, hingga menjajaki kerjasama dengan para agen wisata nasional untuk menarik wisatawan datang.
Setiap tahun, Pemkab Natuna melalui Dinas Pariwisata juga menggelar pelatihan bagi para pelaku wisata, tujuannya agar wisatawan yang datang ke daerah berjuluk Mutiara di Ujung Utara ini merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Lebih dari itu, mereka rela menghabiskan uangnya untuk berbelanja di Natuna.
Tak sampai di situ, Bupati dan Wakil Bupati Natuna juga telah menemui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno, untuk meminta bantuan Kemenparekraf dalam memajukan Pariwisata Natuna. Kunjungan kepala daerah itupun dibalas oleh Menparekraf dengan mengunjungi Natuna.
Melihat upaya yang dilakukan Pemkab Natuna, ditambah lagi dengan segudang potensi alam Natuna. Sejatinya saat ini Natuna sudah dijubeli oleh wisatawan.
Namun nyatanya, menjual wisata natuna tak semudah membalik telapak tangan. Status Geopark Nasional yang telah berhasil disandang Natuna, juga belum mampu mendongkrang kedatangan wisatawan domestic maupun mancanegara.
Lalu dimana lagi letak kurangnya? Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Kardiman, blak-blakan akar penyebab kenapa kunjungan wisatawan Natuna dari tahun ke tahun masih jauh dari harapan.

Aksesibilitas atau kemudahan untuk mencapai Natuna, ternyata masih menjadi momok bagi kemajuan wisata Natuna.
Dari sisi udara, kata Kardiman, wisata Natuna dihadapkan pada mahalnya harga tiket pesawat. Sedangkan dari sisi laut, butuh waktu berhari-hari untuk sampai ke Natuna, belum lagi jika cuaca sedang ekstrem maka penggunaan transportasi laut bakal banyak kendala.
“Potensi alam kita luar biasa, tak kalah dari daerah lain, kendalanya di aksesibilitas, tiket pesawat mahal tidak ada persaingan dia monopoli,” kata Kardiman ketiak ditemui awak media Senin (3/2/2025).
“Kalau transportasi laut pernah kami pasarkan, memang ada beberapa yang mau, kita berharap di objek wisata di wilayah selatan yaitu Serasan, itu dijual dengan paket laut karena dekat dengan Pontianak,” sambung Kardiman.

Menurut Kardiman, dalam forum kerja sama sosial ekonomi antara Indonesia dan Malaysia (Sosekmalindo) Dinas Pariwisata Natuna juga telah memaparkan kepada stakeholder dari Serawak Malaysia terkait potensi Pariwisata Natuna yang bisa dijajaki untuk Kerjasama. Apalagi saat ini di Kecamatan Serasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) juga sudah bisa dioperasikan.
“Kita maunya ada kapal pariwisata untuk wisatawan ke Natuna dari Malaysia, tapi sampai sekarang belum ada yang berminat membuka rute itu,” ungkapnya.
“Sebenarnya saya liat kami untuk promosi dinas tingkat Provinsi Kepri, Natuna itu nomor 2 setelah Batam, di lingkup pelaku wisata juga Natuna sudah cukup baik. Tapi kendalanya tetap di aksesibilitas, kita bisa lihat di komentar-komentar masyarakat pada medsos promosi kami, mereka ngeluh tiket pesawat ke Natuna mahal,” sambung Kardiman.
Dengan harga tiket pesawat seperti saat ini, sebut Kardiman, orang bakal lebih memilih berwisata ke luar negeri atau memilih alternatif objek wisata di daerah lain yang tiketnya terjangkau.
Masalahnay orang tidak mampu ke natuna. Mau 4 juta ke natuna dari Jakarta, orang memilih ke Jepang yang harga tiketnya kurang lebih sama. Bahkan ada mahasiswa mau pulang ke natuna dia dari Yogyakarta Jakarta singapur batam Cuma ratusan ribu, baru dia balik ke ranai pakai bukit raya.
“Tak mungkin wisatawan mau habiskan uangnya di transportasi saja, dia kan juga mau belanja, maka nya ada orang datang tapi belum berdampak ke ekonomi kita, karena orang sudah habis di transportasi,” ujarnya.
Meski kini dihadapkan pada permasalahan anggaran kegiatan dan aksesibilitas yang terbatas, Kardiman memastikan Dinas Pariwisata tak patah semangat untuk terus mempromosikan Natuna.
“Walau kondisi seperti ini kami tetap lakukan promosi melalui platform digital dan kami jajaki kerjasama yang sebelumnya kami sudah lakukan dengan para travel agent di Kepri sehingga tamu mereka bisa dialihkan ke Natuna,” tuturnya.
Kardiman juga memastikan, di Tahun 2025 ini tidak ada event wisata yang akan diselenggarakan di Natuna. *(ADV)
*ALFIAN