Bom Jepang 1941 dan Pesan Pangkogabwilhan I dari Museum Lanal Tarempa

0
65

Anambas, mandalapos.co.id – Langkah Letjen TNI Kunto Arief Wibowo mendadak terhenti di depan sebuah besi tua berkarat. Benda itu bukan sembarang besi, melainkan bom peninggalan tentara Jepang tahun 1941 yang kini terbaring di sudut Museum Lanal Tarempa, Kepulauan Anambas.

Besarnya seperti bisikan masa lalu yang masih menyimpan luka. Seolah menjadi saksi betapa laut Anambas pernah diguncang dentuman bom dan raungan meriam.

Hari itu, Jumat (15/8), Pangkogabwilhan I datang bersama Bupati Kepulauan Anambas, Aneng, serta Danlanal Tarempa, Letkol Laut (P) Ari Sukmana. Mereka menyusuri setiap sudut museum, menelusuri jejak sejarah yang kerap terlupakan.

Di ruang lain, sebuah meriam tua berdiri menghadap laut. Meski pelurunya sudah tak lagi berbahaya, moncongnya tetap menyiratkan kisah kesiagaan yang tak pernah padam.

“Saya bangga dengan Lanal Tarempa yang peduli akan sejarah,” ucap Letjen Kunto. Nada suaranya tegas, namun sorot matanya mengandung rasa haru.

Ia mengajak masyarakat menyerahkan peninggalan sejarah yang masih tersimpan di rumah-rumah, agar bisa dirawat di museum. “Biarkan sejarah ini dijaga, agar generasi mendatang tahu betapa mahalnya harga kemerdekaan,” pesannya.

Sebelum meninggalkan museum, ia menatap prajurit Lanal Tarempa dengan penuh keyakinan. Kalimat penutupnya sederhana, tapi sarat makna, “Tetaplah siaga menjaga kedaulatan rakyat.”*

*YAHYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini