Mandalapos.co.id, Probolinggo – Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia khususnya di Kota Probolinggo terus bertambah dalam setiap tahun.Bahkan, angka ini diprediksi terus meningkat di tahun 2022 ini.
Peningkatan jumlah UMKM ini membawa pengaruh yang cukup baik bagi perekonomian. Mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga peningkatan produk domestik bruto yang cukup besar.
Kepala DKUPP (Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian) Kota Probolinggo Fitriawati mengharapkan, program revitalisasi dan penataan kembali sarana usaha di kawasan Jalan Basuki Rachmad, tepatnya didepan Taman Wisata Study Lingkungan (TWSL) Kebun Binatang Mini, bagi pelaku UMKM dapat meningkatkan transaksi jual beli. Dari yang tadinya hanya bersifat mingguan, diharapkan bisa menjadi harian.
“Dengan begitu, memberikan ruang bagi UMKM sebagai pedagang yang menempati kios kios milik pemkot itu untuk dapat berkembang,” kata Fitri.
Menurutnya, program revitalisasi dan penataan sarana usaha mendapat apresiasi dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mengingat, program tersebut dianggap telah memperbaiki dan meningkatkan sarana ekonomi yang selaras dengan upaya pemerataan, pembangunan hingga memperluas kesempatan kerja.
“Memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dengan mempersediakan sarana penunjang jaringan distribusi produk unggulan daerah,” tambahnya.
Diketahui bersama bahwa kios/bedak yang dibangun oleh Pemkot Probolinggo sebanyak 20 kios. Namun, sementara masih ditempati oleh pedagang yang tidak masuk dalam kategori pelaku UMKM.
Hari ini Kamis (3/2/22) Pemkot Probolinggo melalui DKUPP juga meminta kepada para pedagang yang menggunakan kios tersebut untuk segera menyerahkan kunci kios itu kepada pemkot melalui Surat Edaran dari DKUPP.
Sayangnya, himbauan Pemkot Probolinggo ini ditolak oleh para pedagang yang menempati kios tersebut.
”Kami tidak mau pindah, kami sudah puluhan tahun menempati di sini,”terang beberapa pedagang.
“Kita semua menolak apa yang diminta oleh Pemkot untuk menyerahkan kunci kios ini,” terang Bu Suto.
Menanggapi hal ini, Fitriawati juga menegaskan pihaknya akan memperbaiki manajemen kios yang berada dikawasan TWSL.
“Selama ini bedak (kios) tersebut tidak dibuka, jadi kami minta untuk diganti dengan pelaku UMKM yang siap berjualan dengan konsep Pemkot Probolinggo. Hanya dengan cara ini kita bisa mengelola bedak di depan TWSL agar bermanfaat bagi masyarakat,”tegasnya.
“Sebelumnya sudah kami sosialisasikan beberapa kali mulai dari tahun 2020, tapi tidak ada perubahan dari pemilik bedak disana. Bedak tutup terus selama bertahun tahun dan beberapa disewakan ke orang lain, itu sudah melanggar ketentuan,” tambah Fitri.
Lebih lanjut kata Fitri, revitalisasi dan penataan dilakukan agar lokasi tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat banyak.
” Permintaan pengembalian kunci sudah dimulai sejak tahun2020, kami coba kembali meminta dengan baik baik, kalo tidak mau terpaksa aparat penegak hukum yang akan melakukan eksekusi,” tegas Fitri. ***yul